Sabtu, 28 Maret 2009

Plus-Minus Kafein

Kafein adalah suatu senyawa alkaloid yang tergolong dalam famili methyl xanthine (bersama teobromin, dan teofilin). Senyawa ini dapat meningkatkan stimulasi terhadap sistem saraf pusat (SSP), jantung, dan paru-paru, serta merupakan diuretik sedang (meningkatkan produksi urin).


Senyawa ini sebenarnya sudah dikonsumsi oleh manusia sejak jaman batu, dimana orang-orang memanfaatkannya untuk mengurangi rasa lelah, menstimulasi kesadaran, dan meningkatkan mood. Namun kafein sendiri baru bisa diekstraksikan secara murni oleh ahli kimia asal Jerman bernama Friedrich Ferdinand Runge ditahun 1819 yang kemudian dinyatakan sebagai penemu kafein.


Efek kafein terutama adalah sebagai antagonis dari adenosine, dimana karena strukturnya mirip, maka kafein akan menggantikan posisi adenosine untuk berikatan dengan reseptor diotak. Adenosine sendiri merupakan neurotransmiter diotak yang menekan aktivitas sistem saraf pusat (neuro-depresan). Bagaimana kafein bisa meningkatkan aktifitas dari SSP masih belum bisa diketahui secara pasti, namun efek dari kafein ini bisa menyebabkan peningkatan aktivitas mental dan membuat seseorang tetap terjaga. Kafein juga meningkatkan hormon adrenalin dalam darah yang menyebabkan peningkatan aktivitas otot jantung dalam memompa darah dan meningkatkan tekanan darah, sehingga aliran darah keberbagai organ tubuh meningkat. Hal inilah yang mendasari perasaan segar atau hilangnya rasa lelah setelah mengkonsumsi kafein. Tetapi tetap saja harus diingat bahwa efek ini hanyalah bersifat sementara. Peningkatan aktivitas otot jantung juga tidak selamanya baik, karena anda harus ingat bahwa peningkatan aktivitas berarti juga terjadi peningkatan jumlah O2 yang diperlukan. Sementara bila otot-otot jantung yang telah bekerja keras tadi kekurangan O2, maka bisa menimbulkan suatu keadaan infark myocardial akut (serangan jantung).


Sehingga ada penelitian yang menghubungkan kafein dengan angka kejadian infark myocardial akut. Hasilnya, bagi seseorang yang minum kopi > 5 cangkir perhari, resiko terjadinya infark meningkat 60-120% dibandingkan dengan orang yang tidak meminum kopi. Selainitu, peningkatan aktivitas otot jantung akan membuat seseorang menjadi palpitasi (berdebar-debar).


Selain itu, kafein juga dapat meningkatkan sintesis dopamine, dimana berdasarkan penelitian menyebutkan bahwa kafein dapat mengurangi resiko penyakit Parkinson, namun hal ini masih perlu diteliti lebih lanjut. Kafein juga diketahui dapat meningkatkan diuresis, sehingga bila anda merasa sering buang air kecil setelah meminum kopi, maka anda harus sudah sadar bahwa ini adalah efek dari kafein.


Bagaimana efek kafein terhadap sistem pencernaan?. Kafein diketahui dapat meningkatkan produksi asam lambung, sehingga hati-hati bila mengkonsumsi kafein bagi anda yang telah memiliki gangguan pada lambung.

Menurut APA (American Psychiatric Association), konsumsi kafein dalam jumlah yang banyak dan dalam jangka waktu yang lama, dapat mencetuskan gangguan tidur dan gangguan anxietas (kecemasan).


Karena senyawa ini bekerja pada SSP, seperti halnya alkohol atau narkotika, maka akan timbul reaksi-reaksi seperti adiksi, withdrawal, dan toleransi bila dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama.

Adiksi berarti bahwa seseorang akan dapat menjadi ketagihan terhadap kafein. Withdrawal merupakan berbagai reaksi yang timbul bila konsumsi kafein dihentikan tiba-tiba, seperti sakit kepala, mual-mual, rasa lelah, drowsiness, cemas, otot-otot kaku, sulit konsentrasi, dsb. Hal ini biasanya terjadi 12-24 jam setelah konsumsi terakhir dan biasanya berlangsung selama 1 hingga 5 hari (hingga receptor adenosine bisa kembali dalam jumlah yang normal). Reaksi withdrawal akan timbul bila seseorang sudah mengalami adiksi.

Selain withdrawal, seseorang yang telah mengalami adiksi juga bisa mengalami reaksi toleransi., yaitu dimana biasanya seseorang dengan minum secangkir kopi sudah bisa merasakan “manfaat dari kafein”, namun kini secangkir kopi tidak memberikan reaksi apa-apa, sehingga dosisnya perlu dinaikkan untuk kembali mendapatkan “manfaat” tersebut.


Konsumsi yang berlebihan juga bisa mencetusjan reaksi intoksikasi (keracunan). Berdasarkan beberapa hasil penelitian, dosis 100-150 mg kafein merupakan batas aman konsumsi manusia. Bayangkan bila minuman berenergi biasanya mengandung 50 mg kafein, sementara anjuran konsumsi dari produsen minuman berenergi adalah 2-3 kali atau setara 100-150 mg perhari. Hal ini sangat beresiko terutama bila konsumsi minuman berenergi masih disertai dengan mengkonsumsi kopi. Begitu pula halnya dengan anda yang membatasi konsumsi kopi 2 gelas perhari, namun tanpa anda sadari konsumsi kafein anda bisa lebih dari sekedar 2 gelas kopi. Memang kopi adalah produk dengan kandungan kafein tertinggi, namun kafein juga dapat ditemukan pada berbagai produk yang tidak pernah anda duga sebelumnya. Berikut ini adalah contoh-contoh produknya :

- Secangkir kopi : 85 mg

- Secangkir teh : 35 mg

- Sebotol Cola : 35 mg

- Minuman berenergi : 50 mg

- Minuman coklat-susu : 2-7 mg

- Obat analgetika : 25-65 mg/tab

- Obat anti influenza : 7,5-50 mg/tab

- Beberapa tonikum : 2,5-7,5 mg/sendok teh

- Cafergot : 100mg/tab

- Alludonna : 7,5 mg/tab


Gejala intoksikasi yang mungkin timbul adalah : gelisah, insomnia, exitasi, sakit kepala, palpitasi, otot kaku, tremor, nafas menjadi cepat, pusing, mual, muntah, dan bila sangat berat dapat timbul kejang.

Konsumsi kafein juga harus hati-hati terhadap anak maupun ibu hamil, karena waktu paruh akan meningkat pada kondisi ini. Sehingga kafein lebih lama beredar ditubuh, dengan konsekuensi semakin lama pula efek-efek yang ditimbulkan oleh kafein terhadap tubuh kita.


Konsumsi kopi atau minuman berenergi bagi masyarakat indonesia seperti telah menjadi tradisi yang mengakar kuat dan sulit untuk dihilangkan. Disatu sisi, kafein merupakan senyawa yang bermanfaat bagi manusia terutama dalam meningkatkan daya konsentrasi dan kesadaran. Tetapi disisi lain, kafein juga merupakan senyawa beracun yang dapat mengganggu kesehatan manusia.


Saya berdiri diposisi yang seobjektif mungkin berdasarkan pengetahuan yang saya miliki sebelumnya. Bukan berarti saya anti kafein, karena kadang-kadang saya juga mengkonsumsi kopi. Tetapi menurut saya tetap saja bahwa sesuatu yang alamiah akan selalu lebih baik. Tidur dan makan yang cukup, beristirahat sejenak bila lelah, mungkin merupakan pilihan yang bijak. Hal yang simpel memang, namun pada keadaan-keadaan tertentu sulit untuk dilaksanakan. Sekarang tinggal kearifan anda sendirilah yang menentukan untuk tidak mengkonsumsinya secara berlebihan, karena bukankah sesuatu yang berlebihan itu selalu tidak baik.

Tidak ada komentar: