Selasa, 16 September 2008

my life-my future-my passion

Sebagai seorang mahasiswa kedokteran yang normal, pasti ada niatan untuk meneruskan pendidikan ketingkat yang lebih tinggi lagi.....ya, spesialisasi maksudnya. Saya sangat mengagumi dan sangat memuja Interna. Saya merasa, kesinilah arah tujuan saya nantinya....Sepertinya, dengan menguasai interna, kita bisa mengerti segala penyakit-penyakit dari smf lain, walaupun gak dalem-dalem banget....Saya merasa, bahwa diinterna segala penyakit coba dijelaskan secara gamblang asal muasalnya, mengapa bisa terjadi demikian ? mengapa proses a bisa mencetuskan penyakit b, dsb, walaupun didunia medis ini masih banyak penyakit2 yang sifatnya idiopatik. Saya sangat bersemangat sekali terhadap hal-hal yang berbau interna...kayaknya, gagah dan membanggakan sekali bila dibelakang nama saya ada tercantum tulisan SpPD. Sampai putaran terakhir koas, gairah itu tetap terjaga, dan semakin membara aja....Namun, apa yang terjadi ketika saya masuk ke smf terakhir, smf mata? Ada banyak kejadian yang membuat saya mempertimbangkan lagi segala hal, termasuk keinginan saya menjadi seorang SpPD. Ketika saya berada diruang ganti OK, saya ngobrol2 dengan salah satu guru saya, seorang urolog. "Aku ini jadi PLU sekarang wa". "Apa artinya PLU dok ?" Lalu guru saya menjawab "Pasukan Lali Umah(pasukan lupa rumah). Aku ini, pulang praktek ada konsulan, mau gak mau aku operasi sampai jam 3 pagi, mau pulang nanggung, sekalian aja aku sahur diRS. Trus jam 7 aku udah harus ke RS lagi, jadi saya ini belum pulang dari kemaren wa". "Baju aja blm ganti....tadi tak suruh istriku bawakan baju ganti keRS"......
Ya ampun, aku gak kebayang aja capeknya jadi seorang spesialis mayor.....
Esoknya, ketika saya dipoli mata, guru saya seorang SpM, dengan santainya bertanya : "Rek, filmnya dibioskop ntar malam apa "?. The Eye, dok, kata salah seorang teman saya.....
Dari dua hal diatas, terlihat sekali perbedaan yang signifikan antara seorang spesialis mayor dan seorang spesialis minor....Bagaimana guru saya yang seorang spesialis mata, begitu santainya menikmati hidup....kayaknya banyak waktu yang tersedia untuk keluarganya....Dilain sisi, bagaimana seorang spesialis mayor yang harus mau tidak mau menyediakan 24 jam waktunya untuk pekerjaan. Bagaimana, dia harus siap sewaktu-waktu untuk datang keRS dan melakukan operasi untuk kasus-kasus emergency.... atau bagaimana dia harus siap untuk ditelpon jam berapapun, bahkan dini hari, untuk memberikan terapi terhadap pasien-pasiennya diRS yang tiba-tiba jadi koma, atau terjadi komplikasi lainnya....
huh.............Pilihan yang sulit................Bagaimana dengan kamu? 

Tidak ada komentar: